Cari Blog Ini

Rabu, 19 Februari 2020

INOVASI TERBARU PENGOBATAN KANKER


Bagiku kata-kata kanker itu sudah sangat akrab ditelinga, karena profesiku yang selalu membuatku berhadapan dengan para penderita kanker. Profesiku adalah Bidan di salah satu Rumah Sakit swasta di Kota kelahiranku, Palembang.Kalau bicara mengenai kanker, selalu membuatku teringat sebuah cerita lama yang kulalui sekitar 12 tahun lalu.

Kala itu, diriku baru saja pulang dari bekerja shift malam tiba tiba ibuku mengatakan bahwa ada yang mencariku, tapi berhubung aku belum pulang, jadi nanti sore orang itu akan kembali lagi mencariku.Tepat disore hari, sekitar jam 4 pintu rumahku diketuk seorang ibu-ibu. Dan ketika kubuka pintu ternyata seorang wanita separuh baya yang sangat kukenal telah berada didepanku dan menyapaku dengan ramah. Namanya Bu Manit, dia masih keluarga jauh ayahku.Langsung saja kupersilahkan beliau masuk ke ruang tamu. 

Setelah berbincang sekitar 15 menit ternyata beliau mau menyampaikan keperluan beliau datang ke rumahku,yaitu meminta tolong memasang infus pada anaknya yang baru saja seminggu keluar dari Rumah Sakit karena menderita Kanker Otak. Aku bersedia membantu beliau karena, ada surat dari Dokter yang biasa merawatnya untuk dibantu dipasangkan infus sesuai dengan order yang beliau tuliskan di secarik kertas tersebut. Padahal seharusnya pemasangan infuse sangat tidak diperbolehkan dipasang dirumah, karena khawatir tidak terkontrol dan kalau sesuatu yang buruk terjadi maka, siapa yang akan bertanggung jawab terhadap hal tersebut.

Keesokan harinya, sesuai janjiku pada Bu manit, maka jam 8 pagi aku sudah berada di rumah beliau dan beliau langsung mempersilahkanku duduk diruang tamu. Dengan mata berkaca-kaca, beliau bercerita tentang riwayat perjalanan penyakit Erwin, anak laki-laki sulungnya yang telah divonis kanker sekitar 10 bulan lalu. Erwin awalnya mengeluh sering sakit kepala setelah sebulan dia menjalani operasi tonsil ( amandel ). Awalnya mereka mengira ini ada hubungannya dengan proses bius pada saat Ewin operasi tonsil. Tapi setelah kurang lebih seminggu menjalani pemeriksaan lengkap, mulai dari pemeriksaan darah hingga CT Scan kepala ternyata Erwin divonis mengidap Kanker Otak bukan karena efek pembiusan selama operasi Tonsil ( amandel ).

" Erwin, seorang pemuda berumur 27 tahun. Mahasiswa Fakultas Ekonomi Semester 5 , pengidap kanker otak"

Setelah menceritakan secara detail mengenai Erwin, akhirnya Bu manit mengajakku masuk ke kamar dimana kulihat Erwin pertama kalinya dengan kondisi pucat dan lemas terbaring ditempat tidur. Langsung saja Bu manit, memberitahukan Erwin mengenai diriku dan tujuanku berada dikamar Erwin saat itu. Tapi tak disangka, begitu diriku mau mendekati Erwin, tiba-tiba dia langsung membuang ludah kepadaku, dan mengenai bajuku. Bu Manit tersentak kaget dengan kejadian itu dan langsung meminta maaf denganku. Sedangkan Erwin langsung berteriak menyuruhku pergi karena dia tidak mau diinfus lagi.

Bu manit sambil berurai airmata bercerita kepadaku bahwa selama di Rumah Sakit, Erwin sudah beberapa kali menjalani khemoterapi sehingga sudah berulang kali dipasang infus, dan parahnya Erwin ternyata belum bisa menerima penyakit kanker yang telah dideritanya. Sehingga Erwin selalu berteriak karena sakit kepala yang selalu dirasakannya hampir setiap hari, dan selalu berusaha membenturkan kepalanya didinding karena tak kuat lagi menahan rasa sakit tersebut.

Batinku rasanya tersentak hebat mendengar kisah tentang Erwin ini. Begitu sakitnya kanker otak ini, sehingga membuat Erwin lebih memilih membenturkan kepalanya ke dinding. Dan begitu menakutkankah kanker ini hingga membuat orang yang menderitanya begitu putus asa, seakan pintu kematian sudah didepan mata.

Singkat cerita, akhirnya kesabaranku mampu meluluhkan hati Erwin hingga mau dipasang infus olehku. Bukan Cuma itu, pada akhirnya kurang lebih 3 bulan aku bersama Bu Manit merawat Erwin bersama di rumah mereka.

Yah….aku merawat Erwin hanya kurang lebih 3 bulan, karena sebatas itulah Allah memberikan dia kesempatan untuk berjuang melawan kankernya. Namun, selama 3 bulan itu sudah cukup memperlihatkan kepadaku seberapa dahsyatnya sepak terjang penyakit ini. Bahkan khemoterapi pun tak mampu membendung kekuatan penyebaran penyakit ini ke organ lain.


" Erwin ⇛  hanya mampu bertahan 3 bulan setelah menyelesaikan khemoterapi selama 6 bulan"

Erwin hanyalah segelintir kisah yang mampir dalam kehidupanku, karena pada kenyataannya masih banyak pasien kanker lain yang kutemui di sepanjang perjalananku menjadi Bidan. Karena diriku bekerja sebagai seorang asisten praktek Dokter ahli Onkologi Kebidanan.

" Dokter ahli onkologi adalah Dokter ahli tumor dan kanker"
Hampir setiap hari diriku bertemu dengan para penderita kanker , terutama kanker cervik, kanker endometrium, kanker ovarium, dan kanker bagian kebidanan lainnya. Para penderita kanker ini pada umumnya sulit menerima kenyataan menghadapi penyakit ini. Karena bagi mereka sama seperti diujung maut, apalagi jika harus menghadapi tindakan Khemoterapi. Bukan hanya Erwin yang pesimis menghadapi khemoterapi, tapi masih banyak penderita kanker lain yang memilih mundur daripada harus khemoterapi.


Berdasarkan data Riskesdas, prevalensi kanker di Indonesia menunjukkan adanya peningkatan dari 1,4 per 1000 penduduk di tahun 2013 menjadi 1,79 per 1000 penduduk pada tahun 2018. 

Semakin meningkatnya angka kejadian kanker ini ternyata berakibat banyaknya penelitian yang dilakukan dalam upaya penyembuhan penyakit kanker tersebut. Pada saat in, selain khemoterapi atau radiotherapy ada suatu cara pengobatan yang telah dikembangkan para ahli yaitu Imunoterapi.


"Imunoterapi adalah jenis pengobatan yang mendorong kerja sistem imun atau kekebalan tubuh agar lebih efektif dalam melawan penyakit kanker"


Seorang Dokter onkologi dari RSUPN Cipto Mangunkusumo Dr dr Ikhwan Rinaldi SpPD-KHOM,  mengatakan imunoterapi menghancurkan sel kanker dengan mengaktifkan sistem imunitas tubuh untuk mendeteksi dan menghancurkan sel asing atau sel kanker di dalam tubuh dengan mengerahkan sel T. Sel T ini bertugas sebagai filter zat-zat asing didalam tubuh kita.

Dilansir dari Suara.com ( 23 desember 2019 ) dr. Ikhwan mengatakan bahwa pada kondisi normal, tubuh memiliki sistem pertahanan untuk menghancurkan sel kanker yang disebut dengan Siklus Imunitas Kanker.







Siklus Imunitas Kanker, sistem pertahanan untuk menghancurkan sel kanker.

Tahap pertama, sel kanker akan mengeluarkan antigen. Kemudian di tahap kedua, antigen akan dikenalkan kepada sel imun agar sel imun aktif menghancurkan sel kanker. "Tapi pada pasien kanker, tahap ketiga yang harusnya ada proses pembentukan dan aktivasi sel T ini tidak terjadi, karena ternyata ada upaya dari sel kanker untuk membuat sel imun tidak bekerja,". Oleh sebab itu imunoterapi ini harus diinfus kan ke tubuh penderita kanker untuk mengaktifkan sel T tersebut.







Penemuan imunoterapi ini merupakan bentuk inovasi dari upaya penanganan masalah kanker.

Di lansir dari Hello Sehat ( Irenne Annidyaputri ) Ada 3 jenis imunoterapi yang telah dikembangkan saat ini yaitu :



1. Antibodi monoklonal
Antibodi monoklonal adalah salah satu imun buatan manusia yang bisa menargetkan sel kanker tertentu. Antibodi yang diinjeksikan dalam tubuh ini akan menempel pada sel yang bermasalah sehingga sel tersebut bisa langsung dilawan.

2. Vaksin kanker

Vaksin adalah salah satu cara untuk membantu tubuh melawan penyakit. Vaksin yang diberikan akan memicu reaksi sistem kekebalan tubuh terhadap antigen tertentu, yaitu zat yang bisa mendorong produksi antibodi. Dengan vaksin tersebut, sistem imun pun akan bereaksi untuk mendeteksi dan mencegah sel kanker.  

3. Terapi T-cell

Ada dua bentuk terapi T-cell yang saat ini dipakai untuk melawan kanker. Yang pertama, para ahli akan mengambil sel imun Anda yang sebenarnya mampu mendeteksi dan mencegah tumbuhnya kanker, tapi jumlahnya terlalu sedikit atau responnya terlalu lemah. Sel imun tersebut akan kemudian digandakan di laboratorium dan disuntikkan kembali dalam tubuh supaya reaksinya jadi lebih kuat. Yang kedua, sel imun Anda akan direkayasa sedemikian rupa agar bisa bekerja lebih efektif dalam mendeteksi dan menghentikan pertumbuhan kanker dalam tubuh.

Untuk kalian yang sedang berjuang melawan kanker, dan ingin mendapatkan informasi lebih banyak tentang pengobatan ini, disarankan mengunjungi dokter masing-masing ya !!. Dan semoga di masa yang akan datang, akan semakin banyak temuan lain yang mampu menjadi pengobatan ataupun harapan bagi para penderita kanker di seluruh dunia.
Nahhh...untuk kalian yang masih penasaran dengan berbagai informasi tentang kanker , jangan khawatir guys, kalian bisa langsung kunjungi link ini ⇒www.kalahkankanker.com.

Referensi :
https://kalahkankanker.com/imunoterapikanker/
https://nova.grid.id/read/051987936/diklaim-lebih-efektif-dari-kemoterapi-yuk-kenalan-dengan-pengobatan-imunoterapi-secercah-harapan-bagi-penyintas-kanker?page=all
https://hellosehat.com/hidup-sehat/tips-sehat/imunoterapi-untuk-kanker/
https://www.suara.com/health/2019/12/23/174110/imunoterapi-disetujui-fda-sebagai-pengobatan-kanker-lini-pertama



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

NEWS

Solusi menghadapi selimut polusi dan perubahan iklim di era digitalisasi

sumber :   Canva Sejak awal oktober hingga 2 minggu terakhir oktober 2022 Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah mencatat sebany...