![]() |
Perubahan iklim menjadi topik hangat yang dibicarakan saat ini, karena dampak perubahan iklim sudah meresahkan keberlangsungan hidup global. Perubahan iklim adalah perubahan pola iklim yang terjadi dalam jangka waktu yang lama, biasanya dalam hitungan dasawarsa atau lebih lama. Perubahan iklim ditandai dengan kenaikan suhu permukaan bumi.
Kenaikan suhu permukaan bumi sudah terjadi dimana-mana, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG ), Dwikorita Karnawati mengatakan Pulau Sumatera bagian timur, Pulau Jawa bagian utara, Kalimantan dan Sulawesi bagian utara mengalami tren kenaikan > 0,3 per dekade, hal ini berdasarkan analisis hasil pengukuran suhu permukaan dari 92 stasiun BMKG dalam 40 tahun terakhir.
Bahkan menurut analisis NASA ( The National Aeronautics and Space Administration ) tahun 2020 lalu merupakan tahun terpanas yang pernah tercatatkan oleh bumi. Karena pada tahun 2020 suhu rata-rata global naik 1,84 derajat farenheit ( 1,02 derajat celcius ).
Sumber : NASA |
Namun di tahun 2022 ini perubahan iklim di Indonesia ditandai dengan terjadinya cuaca ekstrem dimana-mana. Masyarakat Indonesia di beberapa wilayah saat ini merasakan cuaca hujan ekstrem yang menyebabkan banjir, tanah longsor dan bencana lainnya. Bahkan BMKG memprediksi cuaca ekstrem ini akan berlanjut hingga awal 2023.
Besarnya dampak yang disebabkan oleh perubahan iklim ini, seharusnya menjadi perhatian bagi kita semua untuk segera mencari solusi bersama guna menjaga keberlangsungan hidup generasi yang akan datang.
Penyebab Perubahan Iklim
Pembuatan Energi
Produksi energi listrik dan panas yang dihasilkan dari pembakaran energi fossil alam menghasilkan gas emisi dalam jumlah besar. Karbondioksida dan metana yang dihasilkan sangat mempengaruhi peningkatan suhu global.
Para ilmuwan dari National Oceanic and Atmospheric Administration ( NOAA ) menyatakan bahwa peningkatan metana atmosfer pada tahun 2021 mencapai 17 bagian per miliar ( 7 /4/2022 ). Peningkatan ini merupakan yang tertinggi tercatat sejak pengukuran sistematis dimulai pada tahun 1983.
Penebangan Hutan
Hutan dapat menyerap karbondioksida dalam jumlah besar, sehingga deforestasi ( penebangan hutan ) akan berdampak pada perubahan iklim global. Menurut data dari Global Forest Watch indonesia telah kehilangan 9,75 juta hektar hutan primer antara tahun 2002 dan 2020.
Oleh sebab itu pada tahun 2019 Presiden Jokowi mengeluarkan moratorium tiga tahun pembukaan hutan baru, yang mencakup sekitar 66 juta hektar hutan primer dan lahan gambut. Moratorium ini pun diperpanjang hingga tahun ini tanpa batas waktu. Hal ini membuktikan keseriusan Pemerintah kita dalam berpartisipasi mencegah perubahan iklim global.
Penggunaan Energi Yang berlebihan
Berbagai aktivitas dalam kehidupan sehari-hari kita, tanpa disadari telah berkontribusi dalam produksi gas emisi, contohnya : penggunaan barang rumah tangga berdaya listrik ( lampu, AC, televisi, dll ). Bisa dipastikan setiap rumah memiliki barang-barang yang menggunakan sumber energi terutama listrik.
Mungkin sulit untuk tidak menggunakannya, tapi setidaknya kita bisa mengurangi penggunaan barang-barang tersebut, agar bisa mengurangi jumlah emisi yang dihasilkan. Dan ini merupakan salah satu cara untuk beradaptasi terhadap perubahan iklim yang terjadi di bumi.
Sebenarnya jika kita pahami lebih dalam mengenai penghasil gas emisi ini, maka kita akan sangat bersyukur atas karunia Allah yang menempatkan kita di wilayah Indonesia yang sangat kaya akan keanekaragaman hayati. Karena dengan menjaga kekayaan alam ini, maka kita sudah berkontribusi mengurangi terjadinya perubahan iklim global.
Berbagai tumbuhan yang hidup disekitar kita dapat menyerap karbondioksida yang dihasilkan oleh efek rumah kaca. Sehingga jika kelestariannya dapat kita jaga dengan baik, maka kita telah berkontribusi mengurangi terjadinya perubahan iklim global dan menjaga keberlangsungan hidup ekosistem di masa yang akan datang.
![]() |
Sumber : MSIG |
Melestarikan Keanekaragaman Hayati
Sumber Referensi :
- Bukti Bahwa Perubahan Iklim Benar Terjadi – BMKG
- Penyebab Dan Dampak Perubahan Iklim | Perserikatan Bangsa - Bangsa di Indonesia (un.org)
- NASA: 2020 Jadi Tahun Terpanas Bumi Sepanjang Sejarah | kumparan.com
- BMKG; Waspada Potensi Cuaca Ekstrem Masih Berlanjut untuk Sepekan ke Depan (09-15 Oktober 2022) | BMKG
- BMKG: Cuaca Ekstrem Akan Terjadi Sampai Awal 2023 (mediaindonesia.com)
- Konsentrasi Gas Rumah Kaca di Atmosfer Capai Rekor Tertinggi - Kompas.id
- Deforestasi, Indonesia Salah Satu Negara Pembabat Hutan Terbanyak Halaman all - Kompas.co
- Cara Melestarikan Keanekaragaman Hayati di Indonesia (kompas.com)
- 7 Alasan Mengapa Kita Tidak Boleh Membuang Sampah Sembarangan | Jadi Paham
- 3R (Reduce, Reuse, Recycle) untuk Pengelolaan Sampah (universaleco.id)
- Global Monitoring Laboratory - Carbon Cycle Greenhouse Gases (noaa.gov)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar