Penyebaran virus corona telah berpengaruh sangat besar di berbagai sektor kehidupan, terutama sektor ekonomi. Banyak sekali pedagang dan UMKM yang terpaksa gulung tikar karena pemberlakuan social distancing dan WFH ( Work from home ). Khususnya pada saat pemberlakuan PSBB ( Pembatasan Sosial Berskala Besar ) mulai dilaksanakan di berbagai penjuru indonesia. Berbagai lapisan masyarakat mulai resah dengan kondisi perekonomian yang tak tentu arahnya. Terlebih bagi para pedagang dan pelaku UMKM yang sumber pendapatannya berasal dari transaksi jual beli. Social distancing membuat penghasilan mereka terbanting drastis ke level terendah.
Hal ini juga menjadi awal kekhawatiran bagi kedua orang tuaku yang mengandalkan warung pempek sebagai sumber penghasilan sehari-hari. Usaha berdagang kuliner ini dimulai sejak tahun 2018 lalu, ketika itu kami membuka sebuah warung kecil di pinggir jalan daerah 7 ulu, di salah satu kelurahan kota Palembang. Di warung ini kami menawarkan kuliner khas Palembang yang sangat terkenal se Indonesia, yaitu pempek. Berbagai jenis pempek tersedia di warung ini mulai dari pempek telok, pempek lenjer, pempek kapal selam, pempek tahu, pempek adaan, pempek kerupuk, model dan juga tekwan. Warung ini kami beri nama "Toko Pempek Cekyaya" . Cek yaya adalah nama panggilan ibuku, berhubung beliau yang menjadi pionir dalam mendirikan usaha ini maka kami memutuskan menjadikan nama ibuku sebagai nama warung ini. Memang untuk modal awalnya kami kumpulkan secara patungan sekeluarga, karena kami berniat untuk meningkatkan taraf kesejahteraan keluarga kami. Awalnya omset per hari warung ini hanya di angka 200-300 ribu per hari, omset yang lumayan bagi pedagang yang baru saja memulai usahanya. Hingga akhir tahun 2019 omset kami mencapai 2 juta per hari. Dan ini benar-benar diluar dugaan , karena usaha yang kami rintis ini baru seumur jagung dan jika dilihat di lingkungan kami sekitarnya masih banyak sekali yang berjualan kuliner sejenis ini juga.
Akhir tahun 2019 berita tentang penyebaran virus corona mulai terdengar di Wuhan, China. Tapi ini belum begitu berpengaruh di Indonesia, meskipun tak dipungkiri trend menimbun masker mulai merebak di indonesia terutama di market online pada saat itu. Apalagi ketika pemerintah mulai memberlakukan PSBB di Palembang, kedua orang tua ku mulai cemas terhadap kelangsungan usaha keluarga ini. Bagi orang tua ku yang hanya lulusan SMP, mereka hanya mengetahui berjualan secara offline. Mereka tidak pernah memahami apa itu market online , apalagi bertransaksi secara online. Mereka hanya mengetahui bagaimana berdagang secara langsung ke pembeli dan menerima uang secara tunai.
5 hari sejak diberlakukannya PSBB, omset memang mengalami penurunan hingga 40%. Malah ibuku sempat berpikir untuk menutup warung ini sementara waktu hingga pemberlakuan PSBB dicabut pemerintah. Tapi adikku langsung mencegahnya karena menurut adikku, usaha ini bisa bertahan tapi dengan memanfaatkan pembeli secara online. Namun ibuku tidak setuju karena khawatir terinfeksi virus corona jika harus menggunakan jasa kurir ataupun ojol. Akhirnya kami pasrah menerima keadaan dengan tetap berjualan secara offline.
Tapi tak disangka dan tak diduga ternyata apa yang kami khawatirkan malah sebaliknya , pengaruh PSBB malah menyebabkan orderan naik karena banyak pembeli dari kelurahan lain yang lumayan jauh jaraknya malah membeli secara langsung. Setelah 1x transaksi pembelian, selanjutnya banyak dari mereka mulai memesan melalui ojek online. Ada beberapa pembeli yang kami interogasi karena rasa penasaran kami tentang darimana mereka mengetahui informasi mengenai keberadaan warung pempek cekyaya ini. Ternyata mereka mengetahuinya dari keluarga atau teman mereka yang pernah membeli pempek di warung ini dan ada juga yang mengetahuinya dari spanduk yang kami pasang didepan toko pada saat mereka lewat didepan toko . Hingga di awal bulan februari omset kami meningkat hingga 3-4 juta per hari. Peningkatan omset penjualan ini membuat Ibuku dan seorang pegawainya kewalahan memenuhi pesanan pembeli , sehingga kami menambah karyawan untuk memenuhi order yang kian hari kian meningkat. Karyawan ini kami rekrut dari para tetangga yang memang membutuhkan pekerjaan dan memiliki keahlian membuat pempek tersebut. Para tetangga pun antusias dengan penawaran kami, apalagi di tengah pandemi ini dimana penghasilan suami mereka tak dapat diharapkan sama sekali, peluang ini menjadi angin segar untuk mereka.
Pernah suatu ketika , saya bertanya pada ibu , apakah ibu tidak khawatir jika para tetangga ini yang telah piawai membuat pempek akan membuka sendiri usaha dan menjadi pesaing kita ?
Ibuku menjawabnya sembari tersenyum , nak didunia ini rezeki Allah yang atur jika memang nantinya mereka membuat usaha sendiri dan berhasil juga seperti kita , itu sudah rezeki dari Allah. Lagipula ibu senang jika kampung kita ini terkenal dengan sebutan kampung pempek, jadi masyarakat disini akan semakin sejahtera taraf hidupnya.
Benar sekali perkataan ibuku kalau rezeki itu Allah yang atur. Contohnya kami yang tadinya khawatir kalau pandemic ini akan membuat usaha kami gulung tikar , tapi ternyata malah sebaliknya membuat omset kami kian melesat. Saat ini bukan hanya dari kota Palembang yang menjadi pelanggan kuliner produksi rumah tangga ini, malah sekarang ada beberapa konsumen dari luar kota yang memesan untuk dijual lagi, reseller istilah nge topnya saat ini. Mereka berasal dari : Jakarta, bekasi dan bogor. Dalam seminggu mereka bergantian memesan 2000-4000 pcs pempek beku yang telah dikemas khusus untuk dijual kembali di kota mereka masing-masing.
Dan saat ini kami tengah mengurus izin dari Dinkes , agar para konsumen terutama dari luar daerah Palembang lebih percaya dengan produk kami. Dan semoga izin ini dapat keluar secepatnya, dan kami dapat berinovasi dengan membuat kemasan yang lebih rapi dan higienes sehingga pangsa pasar kami diharapkan mencapai ke daerah lain seperti kalimantan hingga papua.
Mencermati peningkatan transaksi penjualan , akhirnya orang tuaku membuka rekening khusus untuk mempermudah pembukuan dan juga mengontrol jumlah uang yang masuk. Dan rekening ini juga yang akhirnya kami gunakan untuk transaksi para pelanggan yang berdomisili di luar kota Palembang. Mau tidak mau , akhirnya kami juga harus mengikuti alur perkembangan zaman yang serba digital dengan memanfaatkan transaksi non tunai secara online, menggunakan jasa ojek online hingga pengecekan saldo menggunakan mobile banking atau internet banking.
![]() |
Warung pempek Cek Yaya |
Semua hal yang tadinya tidak begitu kami pedulikan, namun sejalan dengan perkembangan teknologi pada akhirnya kami mulai terbiasa dengan itu semua. Hal-hal yang berkaitan dengan berbagai akses keuangan secara online yang tanpa sadar merupakan bagian dari suatu inklusi keuangan. Inklusi keuangan adalah istilah yang sangat familiar saat ini, namun sebagian besar masyarakat masih banyak yang belum memahami benar mengenai istilah ini, padahal berbagai kegiatan rutin yang kita lakukan telah mencakup inklusi keuangan.
Apa sih inklusi keuangan itu ?
Sebenarnya tidak ada definisi yang baku mengenai inklusi keuangan, namun berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 76/POJK.07/2016 , inklusi keuangan adalah pemenuhan akses pada berbagai lembaga, produk, dan layanan jasa keuangan yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan masyarakat dalam rangka memperkuat kesejahteraan dan mengurangi penyebab inflasi.
Bagi kami para pelaku UMKM, inklusi keuangan menjadi angin segar bagi usaha kami. Berbagai akses keuangan yang kami gunakan sangat mendukung operasional Warung Pempek Cekyaya sehari-hari. Dan bukan hanya itu saja dengan inklusi keuangan kami merasa terpacu untuk bukan sekedar bertahan di masa pandemik tapi juga harus jeli melihat peluang usaha yang bisa dikembangkan di masa pandemik. Kami yang tadinya merasa pesimis dengan efek social distancing, malah mampu melebarkan sayap ke market online dengan memanfaatkan berbagai akses layanan dan produk keuangan. Hal ini sejalan dengan Program Keuangan Inklusif yang dicanangkan oleh Bank Inonesia yang ditujukan kepada masyarakat untuk memanfaatkan produk dan jasa keuangan formal seperti sarana menyimpan uang yang aman ,transfer, pinjaman dan termasuk asuransi. Semua layanan ini terintegrasi dengan FIN ( Financial Identity Number ) yang berasal dari E-KTP. Artinya semua masyarakat dapat mengakses berbagai layanan produk keuangan tanpa terkecuali tetapi dengan syarat memiliki E-KTP.
![]() |
www.bi.go.id |
Di bulan Inklusi keuangan yang jatuh pada bulan oktober 2020, Bank Indonesia, OJK dan berbagai lembaga keuangan lainnya berupaya memulihkan perekonomian nasional dengan meminimialisir dampak covid-19. Berbagai upaya untuk meningkatkan literasi keuangan masyarakat indonesia menjadi target utama sebagai langkah awal memberikan pemahaman mengenai inklusi keuangan. OJK optimis mampu menaikkan inklusi keuangan hingga 90% di tahun 2024 sesuai dengan yang ditargetkan oleh Presiden.
Di bulan inklusi keuangan ini diisi berbagai kegiatan antara lain : peluncuran Buku Literasi Keuangan Tingkat PAUD, program Satu Rekening Satu Pelajar, dan promosi berbagai produk platform e-commerce secara masif dan terintegrasi.
Tanpa terkecuali amartha, sebuah lembaga peer to peer lending yang menghubungkan pelaku usaha dengan pemodal secara online ini juga ikut berperan serta dalam inklusi keuangan indonesia.
Amartha pada awalnya adalah lembaga microfinance yang didirikan tahun 2010 oleh Andi Taufan Garuda Putra. Kemudian berubah menjadi peer to peer lending pada tahun 2016 yang melayani pendanaan dan peminjaman modal usaha secara online. Dan yang membuat amartha berbeda dengan peer to peer lending lainnya adalah melayani pendanaan bagi perempuan yang memiliki usaha mikro tapi tidak memiliki akses layanan keuangan di pedesaan.
3 tahap proses peminjaman dana di amartha ?
1. Membentuk Kelompok
Langkah awal adalah membentuk kelompok yang terdiri dari 15-20 orang wanita yang memiliki usaha dan diberi pelatihan untuk membangun komitmen tanggung renteng, yaitu bertanggung jawab bersama terhadap dana pinjaman, sehingga jika salah satu anggota kelompok yang mengalami kesulitan pembayaran maka, anggota lain akan membantu menyelesaikan pembayarannya. Sehingga masing-masing anggota akan berupaya bertanggung jawab penuh terhadap dana pinjamannya.
2. Penerimaan Pendanaan
Pengajuan pendanaan berdasarkan profil calon penerima pinjaman dan dievaluasi berdasarkan sistem skor kredit. Kemudian pengajuan pendanaan akan ditampilkan dalam marketplace untuk menggalang dana secara online. Jika ada pendana yang telah menyetujuinya maka amartha akan memfasilitasinya.
3. Pertemuan Mingguan
Selama masa peminjaman, penerima pinjaman wajib mengkuti pertemuan mingguan untuk mendapatkan materi tentang pengelolaan keuangan, kedisiplinan, dan berbagai kiat untuk memajukan usaha mereka. Amartha secara langsung membimbing dan mengarahkan para pengusaha mikro itu untuk mengembangkan usaha mereka , sehingga dana pinjaman dapat digunakan secara maksimal dan para pendana pada akhirnya mempercayai amartha sebagai lembaga yang kompeten dalam mengelola investasi mereka dan yang terpenting adalah mendapatkan keuntungan dari pendanaan tersebut.
Area Pelayanan Amartha
Untuk saat ini area pelayanan amartha mencakup wilayah provinsi jawa barat, Banten, DI. Yogyakarta, Jawa tengah dan jawa timur.
Produk Pinjaman Amartha
Amartha memiliki produk pembiayaan mikro bagi penerima pinjaman berkelompok (group lending) dengan masa pinjaman atau jangka pelunasan 3,6 dan 12 bulan dengan plafon mulai dari Rp. 3.000.000.
![]() |
Menurut Bella seorang Professional Banker , menyatakan bahwa berinvestasi di amartha bukan hanya mendapatkan keuntungan yang besar namun resikonya rendah. Selain itu seorang content creator bernama Cindy juga memilih berinvesasi di amartha karena ingin membantu sesama wanita dan dapat merencanakan kehidupan finansialnya dengan baik.
Memang dizaman serba digital ini kita harus mampu merencanakan finansial dengan baik, karena gaya hidup yang serba konsumtif menjadi godaan terbesarnya. Jika kita tidak dapat memilih antara mana yang menjadi prioritas kebutuhan dan mana yang hanya sekedar keinginan, maka bersiaplah menghadapi kesulitan finansial di masa tua.
2. Aman dan terpercaya karena amartha di awasi langsung oleh OJK dan menggunakan sistem pengelolaan resiko terintegrasi di lapangan, teknologi dan jaminan pendanaan dengan asuransi. Dalam hal ini amartha menjadi saran membangun kepercayaan para pendana dan juga memfasilitasi para peminjamn untuk mengembangkan usaha mereka dengan berbagai kegiatan maupun pelatihan yang dibimbing langsung oleh amartha. Dan bagi anda yang memiliki dana pasif, akan lebih baik jika dimanfaatkan untuk berinvestasi di amartha.
3. Dampak sosial yang sangat besar bagi para perempuan pengusaha mikro di pedesaan untuk mengembangkan usaha mereka menuju taraf hidup yang lebih baik.
Para perempuan ini dibantu pinjaman modal dalam mengembangkan usaha mereka , dan juga amartha memberikan pendampingan dengan pertemuan rutin per minggu untuk mengontrol perkembangan usaha mereka dan membantu jika ada kendala yang dapat memicu kemungkinan terjadinya kredit macet.
Inklusi keuangan yang di fasilitasi amartha ini sangat bermanfaat untuk membantu pertumbuhan usaha mikro terutama di daerah pedesaan.
Bagi kalian yang tertarik untuk berbagi kebaikan dengan menjadi pendana di amartha,silahkan klik disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar