Cari Blog Ini

Kamis, 08 September 2022

Waspadai Soceng , Jadilah Nasabah Bijak



Akselerasi digital tanpa batas sangat mempengaruhi berbagai sektor kehidupan, salah satunya adalah sektor keuangan. Sejak badai covid19 menghantam kehidupan global, disaat itu juga digitalisasi keuangan di dunia bisnis, perbankan, finansial dan teknologi kurvanya menjulang tinggi. Masyarakat yang awalnya belum terbiasa dengan berbagai transaksi digital, kini sudah mulai menjadikannya rutinitas sehari-hari.

Terbukti dari data yang tercatat oleh bank indonesia bahwa nilai transaksi uang elektronik (UE) tumbuh 49,06% yaitu mencapai 305,4 Triliun selama tahun 2021.Hal ini seiring dengan meningkatnya akseptasi dan preferensi masyarakat dalam berbelanja secara online, perluasan dan kemudahan sistem pembayaran digital disertai akselerasi digitalisasi perbankan.

Penggunaan transaksi non tunai ini mulai bergeser menjadi gaya hidup masyarakat era digital. Bukan hanya transaksi jual beli barang yang bisa dilakukan secara nontunai tapi saat ini masyarakat menggunakan uang elektronik untuk membayar berbagai kebutuhan seperti iuran BPJS, iuran PDAM, pajak PBB, pajak SPT, pajak retribusi, E-tilang, bayar KUA, SBN, dll.

Proses transaksi nontunai yang fleksibel dan cepat menjadi salah satu alasan kenapa masyarakat cenderung menggunakan uang elektronik, namun dibalik berbagai kemudahan itu ternyata transaksi non tunai telah mengundang kehadiran kejahatan siber.

Kejahatan Siber

Menurut Organization of European Community Development ( OECD ) Kejahatan siber adalah semua bentuk akses ilegal terhadap suatu transmisi data. Akses ilegal ini dilakukan oleh pihak tertentu untuk kepentingan tersendiri.

Berbagai macam jenis kejahatan siber yang saat ini sering terjadi di masyarakat

  • Unauthorized access yaitu akses ilegal yang dilakukan untuk mengambil alih akun seseorang, sehingga orang tersebut terancam kehilangan data hingga kerugian finansial
  • Hacking dan cracking, kejahatan ini pada umumnya menyasar pada pembajakan akun, penyebaran virus, pembajakan website , dll.
  • Data foregy, kejahatan ini misalnya menduplikasi website bank, sehingga ketika nasabah salah klik ke website ini, datanya akan terekam.
  • Carding, kejahatan siber ini sangat meresahkan para pengguna kartu kredit karena menyalahgunakan kartu kredit orang lain untuk melakukan transaksi sehingga merugikan pemegang kartu kredit.
  • Cyber espionage yaitu akses yang digunakan untuk memata-matai orang lain dengan tujuan tertentu.
  • Social Engineering, yaitu kejahatan siber yang memanipulasi atau menggiring seseorang agar menyerahkan data pribadi, data akun, maupun data finansialnya dengan tujuan menguras habis isi rekening seseorang.
Kejahatan siber yang saat ini marak terjadi adalah Soceng ( Social Engineering ) , akhir-akhir mungkin anda sering mendengar kejadian yang menimpa nasabah BRI, melalui penyebaran notifikasi bahwa tarif transfer antarbank berubah dari Rp. 6.500 menjadi Rp.150.000, dalam pesan tersebut pelaku menautkan link yang mengharuskan konsumen mengisi data pribadi dan perbankan sehingga dengan mudah pelaku menggunakan data tersebut untuk menguras isi rekening konsumen. 


Aktivitas Soceng ini dilakukan pelaku dengan cara manipulasi psikologis korban, berbagai upaya mereka lakukan agar tanpa disadari korban memberikan data pribadi dan perbankan kepada pelaku. Jadi sobat sekalian harus hati-hati dengan berbagai notifikasi ataupun pesan masuk yang berisi link yang tidak diketahui sumbernya. 
Kalau dilingkungan sekitar kita mengenal yang namanya begal motor, kalau soceng ini adalah begal rekening. Kenapa masyarakat kita pada umumnya masih terkena penipuan soceng, hal ini disebabkan oleh kurangnya literasi keuangan. Masih banyak masyarakat yang gaptek untuk bertransaksi secara online sehingga sangat mudah bagi para pelaku soceng untuk memanipulasi psikologisnya.

Sumber : ig Nasabah Bijak (@nasabahbijak)  edit by canva


Sebagai langkah tegas BRI dalam memerangi kejahatan siber ini adalah dengan membentuk Gerakan Nasabah Bijak , gerakan ini merupakan sebuah wadah komunitas yang bertujuan untuk memberikan literasi keuangan kepada masyarakat Indonesia, mengenai bagaimana mengelola keuangan seperti kredit dan pinjaman, memberi edukasi mengenai berbagai kejahatan siber dan cara mencegahnya.

sumber : Nasabah Bijak (@nasabahbijak) 

Gerakan nasabah bijak ini diharapkan mampu menjadi sarana edukasi mengenai literasi keuangan bagi seluruh masyarakat indonesia , jadi masyarakat lebih memahami mengenai kelebihan dan kekurangan dalam bertransaksi digital sehingga meningkatkan kewaspadaan terhadap kejahatan siber. Selain itu masyarakat juga diharapkan mampu menentukan produk dan layanan keuangan sesuai dengan kebutuhan .
Nasabah Bijak juga mengajak sobat sekalian untuk menjadi penyuluh digital yang memahami literasi keuangan dan menebar informasi keuangan yang tepat , untuk memerangi kejahatan siber di sektor keuangan.

Nah, sobat sekalian yang ingin tau lebih lanjut mengenai Nasabah Bijak bisa kunjungi Instagram Nasabah Bijak. Waspadalah terhadap bahaya soceng dengan meningkatkan literasi keuangan, sehingga nyaman dan aman saat bertransaksi digital.


REFERENSI :

  1. Nasabah Bijak
  2. Nasabah Bijak (@nasabahbijak) • Instagram photos and videos
  3. Kejahatan Siber Terus Berkembang, BI Minta Nasabah Bank Digital Waspada (idxchannel.com)
  4. Perangi Soceng, Ini Cara BRI Cegah Kejahatan Perbankan (idxchannel.com)
  5. OJK dan Kominfo Perkuat Sinergi Pelayanan dan Perlindungan Masyarakat di Ruang Digital
  6. Cyber Crime: Pengertian, Jenis, Metode & Cara Menghindarinya (qwords.com)
  7. Laporan Triwulan II - 2022 (ojk.go.id)
  8. Apa Itu Cybercrime Dan Bahayanya - Gudangssl
  9. Telah Rugikan Nasabah, Simak Upaya BRI (BBRI) Ungkap Kejahatan Soceng (bisnis.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

NEWS

Solusi menghadapi selimut polusi dan perubahan iklim di era digitalisasi

sumber :   Canva Sejak awal oktober hingga 2 minggu terakhir oktober 2022 Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah mencatat sebany...