Pandemi yang menghantam kehidupan global telah mempengaruhi berbagai aspek, mulai dari kesehatan, pendidikan,sosial hingga ekonomi yang menjadi begitu fluktuatif akibat covid19. Menghadapi hal tersebut tak lama lagi Indonesia akan menggelar perhelatan akbar yaitu KTT G20 ke 17 yang akan berlangsung pada tanggal 15-16 November 2022 di Bali. Dalam even presidensi G20 tahun 2022 ini Indonesia mengajak seluruh negara anggota G20 untuk pulih bersama dari kondisi ketidakpastian global, dengan fokus pada 3 pilar utama yaitu : mempromosikan produktivitas ; meningkatkan ketahanan dan stabilitas ; dan memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan dan inklusif.
Green Economy Indonesia menjadi salah satu implementasi pilar yang ketiga untuk memastikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan . Strategi ekonomi hijau indonesia adalah bentuk model pembangunan yang menyinergikan antara pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kualitas lingkungan hidup. Menjadi hijau dan berkelanjutan bukan hanya bermanfaat bagi lingkungan sekitar tapi mampu menciptakan peluang kerja baru ( green jobs ) dan peluang investasi baru ( green investment ), yang pada akhirnya diharapkan mampu memperkuat perekonomian nasional.
Hal ini juga yang menjadi latar belakang Sukanto Tanoto mendirikan APRIL ( Asia Pacific Resources International Holdings Ltd) , pada tahun 1973. Beliau mendirikan perusahaan yang berprinsip 5C, bisnis harus membawa kebaikan bagi Community, Country, Climate, Customer dan Company. Perusahaan ini didirikan bukan sekedar mengembangkan produk dan bisnis , tapi juga bermanfaat bagi masyarakat disekitar pabrik. Perusahaan ini merupakan produsen terkemuka serat terbarukan dan produk berbasis bio yang mengelola hutan tanaman industri dan menjalankan kegiatan manufakturnya diwilayah provinsi Riau dan Sumatera. Perusahaan ini sebenarnya berada dibawah Royal Golden Eagle ( RGE), sebuah perusahaan sumberdaya global yang berpusat di Singapura.
Tahun 1993 APRIL Group mulai mengembangkan perkebunan di provinsi Riau, Sumatera, dan membangun pabrik di Pelalawan Kerinci, berkat pengembangan dan diversifikasinya hingga pada tahun 2010 daerah kerinci menjadi pusat komersil dan sosial di provinsi tersebut.
Tahun 2006 Grup APRIL menjadi salah satu penandatangan prinsip-prinsip perjanjian global di PBB dan juga berhasil mengantongi sertifikasi Pengelolaan Hutan Tanaman Berkelanjutan dari Lembaga Ekolabel Indonesia ( LEI ).
Demi mewujudkan masa depan yang berkelanjutan, tahun 2014 Grup APRIL meluncurkan kebijakan Pengelolaan Hutan Berkelanjutan. Berbagai upaya dilakukan Grup APRIL untuk mendukung terwujudnya Ekonomi Hijau Indonesia.
Kelompok Kerja Ahli Gambut Independen ( IPEWG )
Gambut adalah jenis tanah organik yang terbentuk dari bagian vegetasi yang telah terurai dan terendam air selama berabad-abad lamanya. Kehadiran gambut sangat penting bagi keberlangsungan lingkungan hidup karena siafatnya yang seperti sponge, memiliki daya serap tinggi terhadap air. Di musim penghujan lahan gambut mampu menyerap air dalam jumlah besar, dan akan melepaskan air pelan-pelan pada musim kemarau sehingga daerah sekitarnya tidak akan kekeringan.
Oleh sebab itu Grup APRIL membentuk Kelompok Kerja Ahli Gambut Independen yang memfasilitasi para ilmuwan lahan gambut dari Inggris, Finlandia dan Indonesia untuk senantiasa berinovasi mengembangkan ilmu pengetahuan yang berfokus untuk melestarikan lahan gambut.
Penggunaan Lahan Berkelanjutan
APRIL dan mitra pemasoknya mengelola 445.660 hektar hutan industri dan 370.070 hektar area hutan konservasi dan restorasi ekosistem. APRIL masih terus mempertahankan komitmen untuk tidak melakukan deforestasi dan tidak melakukan pengembangan baru di lahan gambut, serta terus mencapai kemajuan dalam upaya mewujudkan konservasi atau restorasi satu hektar hutan untuk setiap hektar hutan industri, dengan rasio. APRIL Group selalu mengoperasikan perusahaan dengan menjaga sustainabilty lahan disekitar wilayah industri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar