Cari Blog Ini

Jumat, 21 Juni 2013

KIP ( Komunikasi Interpersonal )




PENGARUH PEMAHAMAN DIRI TERHADAP PROSES KOMUNIKASI INTERPERSONAL
 
PENDAHULUAN
Dalam pelayanan kebidanan, banyak situasi yang memerlukan keterampilan bidan untuk melakukan komunikasi interpersonal. Setiap berinteraksi dengan klien diperlukan komunikasi interpersonal misalnya pada saat pengumpulan data klien, pengkajian data, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang dan saat akan melakukan tindakan kebidanan. Dengan kemampuan komunikasi interpersonal yang baik, seorang bidan dapat mengumpulkan data dan melakukan asuhan kebidanan yang tepat terhadap kliennya.
Selain itu dalam melakukan asuhan kebidanan, seorang bidan tidak terlepas dari sejawatnya, baik para dokter maupun paramedis lain. Karena terkadang diperlukan suatu kolaborasi untuk menghasilkan standar asuhan kebidanan yang cepat dan tepat bagi kliennya. Oleh sebab itu , seorang bidan harus bisa melakukan komunikasi interpersonal dengan baik terhadap para sejawat demi terjalinnya kerjasama yang baik.


URAIAN MATERI

1.      Pemahaman Diri Dalam Proses Komunikasi Interpersonal / Konseling (KIP/K )

Pemahaman diri diperlukan dengan tujuan mengetahui dan mengenal diri sendiri, apakah mempunyai persepsi yang sama dengan orang lain. Pemahaman diri meliputi pengetahuan tentang siapa aku, apa kelemahanku dan kelebihanku, bagaimana perasaanku, dan lain sebagainya. Pemahaman diri meliputi kesadaran diri, klarifikasi nilai, eksplorasi perasaan, dan kemampuan menjadi model.
a.       Klarifikasi nilai
Meskipun hubungan antara bidan dengan klien merupakan hubungan timbal balik tapi kebutuhn klien selalu diutamakan. Bidan sebaiknya mempunyai sumber kepuasan dan rasa aman yang cukup, sehingga tidak menggunakan klien untuk kepuasan dan keamanannya. Jika bidan mempunyai konflik dan ketidakpuasan ,maka sebaiknya bidan menyadari dan mengklarifikasiagar tidak mempengaruhi keberhasilan hubungan bidan dengan klien. Dengan menyadari system nilai yang dimiliki bidan ( Misalnya kepercayaan, seksual, dan ikatan keluarga ), bidan akan siap mengidentifikasi situasi yang bertentangan dengan system nilai yang dimiliki.

b.      Eksplorasi perasaan
Bidan perlu terbuka dan sadar terhadap perasaan perasaannya dan mengontrolnya agar dapat menggunakan dirinya secara terapeutik. Jika bidan terbuka pada perasaannya , maka ia mendapatkan dua informasi penting yaitu bagaimana responnya pada klien dan bagaimana penampilannya pada klien. Sewaktu berbicara dengan klien,bidan harus menyadari responnya dan mengontrol penampilannya.
Kiat yang harus ditempuh dalam meningkatkan kesadaran diri yang tinggi menurut Stuart dan Sundeen ( 1995 ) terdiri dari beberapa komponen yaitu : Psikologi, Fisik, Lingkungan dan Filosofi.
                             
1.               Komponen Psikologi
Komponen psikologi memandang diri sendiri dari aspek emosi , motivasi, konsep diri, dan kepribadian diri sendiri.
2.               Komponen Fisik
Komponen fisik memandang diri sendiri dari aspek gambaran diri kita sendiri yang sebenarnya, potensi fisik, dan sensasi tubuh.
3.               Komponen Lingkungan
Komponen lingkungan berorientasi pada lingkungan sisiokultural, hubungan dengan orang lain, dan pengetahuan tentang hubungan antara manusia dan alam.
4.               Komponen Filosofi
Komponen filosofi mencakup arti hidup seseorang.

c.       Kemampuan menjadi model
Bidan yang mempunyai masalah pribadi, seperti hubungan interpersonal yang terganggu, akan mempengaruhi hubungannya dengan klien. Bidan mungkin menolak dan mengatakan ia dapat memisahkan hubungan professional dengan kehidupan pribadi. Bidan yang efektif adalah bidan yang dapat memenuhi dan memuaskan kehidupan pribadi serta tidak didominasi oleh konflik, distress atau pengingkaran dan memperlihatkan perkembangan serta adaptasi yang sehat. Bidan diharapkan bertanggung jawab atas perilakunya serta sadar akan kekurangan dan kelemahannya.
Alasan pentingnya pemahaman diri adalah karena bidan bekerja berhadapan dengan berbagai pengalaman dan kondisi biologis, psikologis, dan sosiologis dari kiennya. Bidan perlu memahami bagaimana menghadapi kecemasan, kemarahan, kesedihan, dan kegembiraan klien. Bidan harus tahu bagaimana dirinya sendiri bersikap, apakah mudah cemas atau mudah tersinggung, sehingga bidan tahu keterbatasan diri sewaktu menghadapi klien.

2.      Menahan diri
Tidak mudah menahan diri sendiri dalam melakukan komunikasi interpersonal, kita harus mampu memahami diri kita sendiri dulu. Jika kita telah mampu mengetahui diri sendiri melalui kesadaran diri, maka sebagai konselor kita akan bisa menahan diri dalam melakukan hal-hal yang dapat mengganggu proses komunikasi interpersonal terhadap klien. Kita mampu menempatkan diri dengan baik,empati secara tepat terhadap klien dan pada akhirnya akan terjalin komunikasi interpersonal yang dipahami satu sama lain.
Menahan diri sendiri juga membantu kita sebagai konselor untuk mengembangkan sifat empati terhadap klien sehingga terjadi hubungan baik antar Bidan dengan klien.
Jika telah terjalin hubungan yang baik, maka sebagai Bidan kita harus mampu untuk menahan diri, kapan kita menjadi pendengar yang baik, kapan kita menjadi problem solver bagi klien dan kapan kita bersikap sebagai motivator bagi klien.

3.      Bagaimana pengetahuan, keterampilan, sikap  konselor yang baik
Menurut Cavanagh (1982) Kualitas pribadi konselor yang baik ditandai dengan beberapa karakteristik yaitu :
a.       Pemahaman diri
b.      Kompetensi
c.       Kesehatan Psikologis
d.      Dapat dipercaya
e.       Kejujuran
f.       Kekuatan
g.      Bersifat hangat
h.      Respon yang aktif
i.        Kesabaran
j.        Kepekaan
k.      Kesadaran holistic

Perilaku seseorang dipengaruhi aspek kognitif, psikomotorik dan afektif. Bidan dalam menjalankan tugasnya juga bergatung pada ketiga aspek ini.
a.       Pengetahuan konselor yang baik
Untuk menciptakan komunikasi yang efektif diperlukan kredibilitas dari seorang konselor. Kredibilitas diartikan sebagai seperangkat persepsi tentang kelebihan-kelebihan yang dimiliki sumber sehingga diterima atau diikiuti khalayak. ( Cangara,H, 2004 ). Untuk mencapai tahap kredibilitas, seorang konselor harus memiliki kompetensi pada bidang yang akan dibahasnya. Seorang bidan akan lebih efektif menjelaskan tentang persalinan daripada seorang akuntan. Penguasaan ilmu pengetahuan yang dimiliki seseorang akan menghadirkan argumentasi yang lebih jelas dan lebih detail terhadap suatu permasalahan.
b.      Keterampilan konselor yang baik
Selain penguasaan ilmu pengetahuan, seorang konselor dituntut untuk terampil dalam mempraktikan ilmu pengetahuan yang dimilikinya. Seorang bidan yang telah menguasai ilmu kebidanan dituntut untuk terampil melakukan prosedur kebidanan terhadap klien, dengan begitu klien akan memiliki kepercayaan terhadap Bidan , dan kepercayaan ini sebagai modal utama bagi bidan dalam melakukan asuhan kebidanan yang professional terhadap klien.
c.       Sikap konselor yang baik kiranya sudah jelas dengan sendirinya yaitu : menawan hati, memiliki kemampuan bersikap tenang ketika bersama orang lain, memiliki kapasitas untuk berempati, ditambah karakteristik-karakteristik lain yang memiliki makna yang sama. Kualitas-kualitas tersebut tidak seluruhnya merupakan kualitas bawaan, kualitas tersebut dapat pula dicapai dan diusahakan sampai ke batas-batas tertentu. Apabila seorang konselor menikmati kebersamaannya dengan orang lain dengan tulus dan memiliki niat baik terhadap mereka, maka secara otomatis pula konselor akan menjadi orang yang menarik bagi orang lain.

4.      Pengaruh pemahaman diri terhadap komunikasi interpersonal / konseling
Pemahaman diri diperlukan dengan tujuan mengetahui dan mengenal diri sendiri, apakah mempunyai perspektif yang sama dengan orang lain. Pemahaman diri meliputi tentang siapa aku, apa kelemahanku dan kelebihanku, bagaimana perasaanku, apakah keinginanku, dan lain sebagainya.
Pemahaman diri sangat besar pengaruhnya pada saat melakukan komunikasi interpersonal, karena sebagai bidan kita harus bisa menganalisis diri sendiri sehingga dapat beradaptasi dengan klien. Kita perlu memahami diri sendiri sebelum menghadapi keanekaragaman bentuk dan kepribadian klien. Setelah kita memahami klien , baru kita bisa mengerahkan seluruh kemampuan kita dalam membantu klien menghadapi permasalahannya.
EVALUASI
Jelaskan pengaruh pemahaman diri terhadap komunikasi interpersonal ?
a.       Menahan diri sendiri
b.      Pengetahuan keterampilan, sikap, yang dimiliki konselor.
c.       Pengaruh pemahaman diri terhadap KIP / K

KESIMPULAN
Pengaruh Pemahaman Diri Terhadap Proses Komunikasi Interpersonal / Konseling

Pemahaman diri diperlukan dengan tujuan mengetahui dan mengenal diri sendiri, apakah mempunyai persepsi yang sama dengan orang lain. Pemahaman diri meliputi pengetahuan tentang siapa aku, apa kelemahanku dan kelebihanku, bagaimana perasaanku, dan lain sebagainya. Pemahaman diri meliputi kesadaran diri, klarifikasi nilai, eksplorasi perasaan, dan kemampuan menjadi model.
a.   Klarifikasi nilai
Kebutuhan klien selalu diutamakan. Bidan sebaiknya mempunyai sumber Meskipun hubungan antara bidan dengan klien merupakan hubungan timbale balik tapi kepuasan dan rasa aman yang cukup, sehingga tidak menggunakan klien untuk kepuasan dan keamanannya. Jika bidan mempunyai konflik dan ketidakpuasan ,maka sebaiknya bidan menyadari dan mengklarifikasiagar tidak mempengaruhi keberhasilan hubungan bidan dengan klien. Dengan menyadari system nilai yang dimiliki bidan ( Misalnya kepercayaan, seksual, dan ikatan keluarga ), bidan akan siap mengidentifikasi situasi yang bertentangan dengan system nilai yang dimiliki.

b.      Eksplorasi perasaan
Bidan perlu terbuka dan sadar terhadap perasaan perasaannya dan mengontrolnya agar dapat menggunakan dirinya secara terapeutik. Jika bidan terbuka pada perasaannya , maka ia mendapatkan dua informasi penting yaitu bagaimana responnya pada klien dan bagaimana penampilannya pada klien. Sewaktu berbicara dengan klien,bidan harus menyadari responnya dan mengontrol penampilannya.

c.       Kemampuan menjadi model
Bidan yang mempunyai masalah pribadi, seperti hubunan interpersonal yang terganggu, akan mempengaruhi hubungannya dengan klien. Bidan mungkin menolak dan mengatakan ia dapat memisahkan hubungan professional dengan kehidupan pribadi. Bidan yang efektif adalah bidan yang dapat memenuhi dan memuaskan kehidupan pribadi serta tidak didominasi oleh konflik, distress atau pengingkaran dan memperlihatkan perkembangan serta adaptasi yang sehat. Bidan diharapkan bertanggung jawab atas perilakunya serta sadar akan kekurangan dan kelemahannya.
Alasan pentingnya pemahaman diri adalah karena bidan bekerja berhadapan dengan berbagai pengalaman dan kondisi biologis, psikologis, dan sosiologis dari kiennya. Bidan perlu memahami bagaimana menghadapi kecemasan, kemarahan, kesedihan, dan kegembiraan klien. Bidan harus tahu bagaimana dirinya sendiri bersikap, apakah mudah cemas atau mudah tersinggung, sehingga bidan tahu keterbatasan diri sewaktu menghadapi klien.
Setelah kita mampu memahami permasalahan klien dengan bersikap sebagai konselor yang baik, maka pada akhirnya kita akan mampu melakukan Asuhan Kebidanan secara profesional menggunakan ilmu pengetahuan, keterampilan dan sikap yang baik terhadap klien. Hal ini akan mendukung tercapainya kepuasan klien dan mampu meningkatkan pencapaian standar pelayanan kesehatan masyarakat secara optimal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

NEWS

Solusi menghadapi selimut polusi dan perubahan iklim di era digitalisasi

sumber :   Canva Sejak awal oktober hingga 2 minggu terakhir oktober 2022 Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah mencatat sebany...