PENGARUH PEMAHAMAN DIRI TERHADAP PROSES KOMUNIKASI INTERPERSONAL
PENDAHULUAN
Dalam pelayanan kebidanan, banyak
situasi yang memerlukan keterampilan bidan untuk melakukan komunikasi
interpersonal. Setiap berinteraksi dengan klien diperlukan komunikasi
interpersonal misalnya pada saat pengumpulan data klien, pengkajian data,
pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang dan saat akan melakukan tindakan
kebidanan. Dengan kemampuan komunikasi interpersonal yang baik, seorang bidan
dapat mengumpulkan data dan melakukan asuhan kebidanan yang tepat terhadap
kliennya.
Selain itu dalam melakukan asuhan
kebidanan, seorang bidan tidak terlepas dari sejawatnya, baik para dokter
maupun paramedis lain. Karena terkadang diperlukan suatu kolaborasi untuk
menghasilkan standar asuhan kebidanan yang cepat dan tepat bagi kliennya. Oleh
sebab itu , seorang bidan harus bisa melakukan komunikasi interpersonal dengan
baik terhadap para sejawat demi terjalinnya kerjasama yang baik.
URAIAN MATERI
1.
Pemahaman
Diri Dalam Proses Komunikasi Interpersonal / Konseling (KIP/K )
Pemahaman
diri diperlukan dengan tujuan mengetahui dan mengenal diri sendiri, apakah
mempunyai persepsi yang sama dengan orang lain. Pemahaman diri meliputi
pengetahuan tentang siapa aku, apa kelemahanku dan kelebihanku, bagaimana
perasaanku, dan lain sebagainya. Pemahaman diri meliputi kesadaran diri,
klarifikasi nilai, eksplorasi perasaan, dan kemampuan menjadi model.
a. Klarifikasi
nilai
Meskipun
hubungan antara bidan dengan klien merupakan hubungan timbal balik tapi
kebutuhn klien selalu diutamakan. Bidan sebaiknya mempunyai sumber kepuasan dan
rasa aman yang cukup, sehingga tidak menggunakan klien untuk kepuasan dan
keamanannya. Jika bidan mempunyai konflik dan ketidakpuasan ,maka sebaiknya
bidan menyadari dan mengklarifikasiagar tidak mempengaruhi keberhasilan
hubungan bidan dengan klien. Dengan menyadari system nilai yang dimiliki bidan
( Misalnya kepercayaan, seksual, dan ikatan keluarga ), bidan akan siap
mengidentifikasi situasi yang bertentangan dengan system nilai yang dimiliki.
b. Eksplorasi
perasaan
Bidan
perlu terbuka dan sadar terhadap perasaan perasaannya dan mengontrolnya agar
dapat menggunakan dirinya secara terapeutik. Jika bidan terbuka pada
perasaannya , maka ia mendapatkan dua informasi penting yaitu bagaimana
responnya pada klien dan bagaimana penampilannya pada klien. Sewaktu berbicara
dengan klien,bidan harus menyadari responnya dan mengontrol penampilannya.
Kiat
yang harus ditempuh dalam meningkatkan kesadaran diri yang tinggi menurut
Stuart dan Sundeen ( 1995 ) terdiri dari beberapa komponen yaitu : Psikologi,
Fisik, Lingkungan dan Filosofi.
1.
Komponen Psikologi
Komponen
psikologi memandang diri sendiri dari aspek emosi , motivasi, konsep diri, dan
kepribadian diri sendiri.
2.
Komponen Fisik
Komponen
fisik memandang diri sendiri dari aspek gambaran diri kita sendiri yang sebenarnya,
potensi fisik, dan sensasi tubuh.
3.
Komponen Lingkungan
Komponen
lingkungan berorientasi pada lingkungan sisiokultural, hubungan dengan orang
lain, dan pengetahuan tentang hubungan antara manusia dan alam.
4.
Komponen Filosofi
Komponen
filosofi mencakup arti hidup seseorang.
c. Kemampuan
menjadi model
Bidan
yang mempunyai masalah pribadi, seperti hubungan interpersonal yang terganggu,
akan mempengaruhi hubungannya dengan klien. Bidan mungkin menolak dan
mengatakan ia dapat memisahkan hubungan professional dengan kehidupan pribadi.
Bidan yang efektif adalah bidan yang dapat memenuhi dan memuaskan kehidupan
pribadi serta tidak didominasi oleh konflik, distress atau pengingkaran dan
memperlihatkan perkembangan serta adaptasi yang sehat. Bidan diharapkan bertanggung
jawab atas perilakunya serta sadar akan kekurangan dan kelemahannya.
Alasan
pentingnya pemahaman diri adalah karena bidan bekerja berhadapan dengan
berbagai pengalaman dan kondisi biologis, psikologis, dan sosiologis dari
kiennya. Bidan perlu memahami bagaimana menghadapi kecemasan, kemarahan,
kesedihan, dan kegembiraan klien. Bidan harus tahu bagaimana dirinya sendiri
bersikap, apakah mudah cemas atau mudah tersinggung, sehingga bidan tahu
keterbatasan diri sewaktu menghadapi klien.
2.
Menahan
diri
Tidak
mudah menahan diri sendiri dalam melakukan komunikasi interpersonal, kita harus
mampu memahami diri kita sendiri dulu. Jika kita telah mampu mengetahui diri
sendiri melalui kesadaran diri, maka sebagai konselor kita akan bisa menahan
diri dalam melakukan hal-hal yang dapat mengganggu proses komunikasi
interpersonal terhadap klien. Kita mampu menempatkan diri dengan baik,empati
secara tepat terhadap klien dan pada akhirnya akan terjalin komunikasi
interpersonal yang dipahami satu sama lain.
Menahan
diri sendiri juga membantu kita sebagai konselor untuk mengembangkan sifat
empati terhadap klien sehingga terjadi hubungan baik antar Bidan dengan klien.
Jika
telah terjalin hubungan yang baik, maka sebagai Bidan kita harus mampu untuk
menahan diri, kapan kita menjadi pendengar yang baik, kapan kita menjadi
problem solver bagi klien dan kapan kita bersikap sebagai motivator bagi klien.
3.
Bagaimana
pengetahuan, keterampilan, sikap konselor yang baik
Menurut
Cavanagh (1982) Kualitas pribadi konselor yang baik ditandai dengan beberapa
karakteristik yaitu :
a. Pemahaman
diri
b. Kompetensi
c. Kesehatan
Psikologis
d. Dapat
dipercaya
e. Kejujuran
f. Kekuatan
g. Bersifat
hangat
h. Respon
yang aktif
i.
Kesabaran
j.
Kepekaan
k. Kesadaran
holistic
Perilaku seseorang dipengaruhi aspek kognitif,
psikomotorik dan afektif. Bidan dalam menjalankan tugasnya juga bergatung pada
ketiga aspek ini.
a. Pengetahuan
konselor yang baik
Untuk
menciptakan komunikasi yang efektif diperlukan kredibilitas dari seorang
konselor. Kredibilitas diartikan sebagai seperangkat persepsi tentang
kelebihan-kelebihan yang dimiliki sumber sehingga diterima atau diikiuti
khalayak. ( Cangara,H, 2004 ). Untuk mencapai tahap kredibilitas, seorang
konselor harus memiliki kompetensi pada bidang yang akan dibahasnya. Seorang
bidan akan lebih efektif menjelaskan tentang persalinan daripada seorang
akuntan. Penguasaan ilmu pengetahuan yang dimiliki seseorang akan menghadirkan
argumentasi yang lebih jelas dan lebih detail terhadap suatu permasalahan.
b. Keterampilan
konselor yang baik
Selain
penguasaan ilmu pengetahuan, seorang konselor dituntut untuk terampil dalam
mempraktikan ilmu pengetahuan yang dimilikinya. Seorang bidan yang telah
menguasai ilmu kebidanan dituntut untuk terampil melakukan prosedur kebidanan
terhadap klien, dengan begitu klien akan memiliki kepercayaan terhadap Bidan ,
dan kepercayaan ini sebagai modal utama bagi bidan dalam melakukan asuhan
kebidanan yang professional terhadap klien.
c. Sikap
konselor yang baik kiranya sudah jelas dengan sendirinya yaitu : menawan hati,
memiliki kemampuan bersikap tenang ketika bersama orang lain, memiliki
kapasitas untuk berempati, ditambah karakteristik-karakteristik lain yang
memiliki makna yang sama. Kualitas-kualitas tersebut tidak seluruhnya merupakan
kualitas bawaan, kualitas tersebut dapat pula dicapai dan diusahakan sampai ke
batas-batas tertentu. Apabila seorang konselor menikmati kebersamaannya dengan
orang lain dengan tulus dan memiliki niat baik terhadap mereka, maka secara
otomatis pula konselor akan menjadi orang yang menarik bagi orang lain.
4.
Pengaruh
pemahaman diri terhadap komunikasi interpersonal / konseling
Pemahaman
diri diperlukan dengan tujuan mengetahui dan mengenal diri sendiri, apakah
mempunyai perspektif yang sama dengan orang lain. Pemahaman diri meliputi
tentang siapa aku, apa kelemahanku dan kelebihanku, bagaimana perasaanku,
apakah keinginanku, dan lain sebagainya.
Pemahaman
diri sangat besar pengaruhnya pada saat melakukan komunikasi interpersonal,
karena sebagai bidan kita harus bisa menganalisis diri sendiri sehingga dapat
beradaptasi dengan klien. Kita perlu memahami diri sendiri sebelum menghadapi
keanekaragaman bentuk dan kepribadian klien. Setelah kita memahami klien , baru
kita bisa mengerahkan seluruh kemampuan kita dalam membantu klien menghadapi
permasalahannya.
EVALUASI
Jelaskan pengaruh
pemahaman diri terhadap komunikasi interpersonal ?
a.
Menahan
diri sendiri
b.
Pengetahuan
keterampilan, sikap, yang dimiliki konselor.
c.
Pengaruh
pemahaman diri terhadap KIP / K
KESIMPULAN
Pengaruh Pemahaman Diri Terhadap Proses
Komunikasi Interpersonal / Konseling
Pemahaman
diri diperlukan dengan tujuan mengetahui dan mengenal diri sendiri, apakah
mempunyai persepsi yang sama dengan orang lain. Pemahaman diri meliputi
pengetahuan tentang siapa aku, apa kelemahanku dan kelebihanku, bagaimana
perasaanku, dan lain sebagainya. Pemahaman diri meliputi kesadaran diri,
klarifikasi nilai, eksplorasi perasaan, dan kemampuan menjadi model.
a.
Klarifikasi nilai
Kebutuhan klien selalu diutamakan. Bidan
sebaiknya mempunyai sumber Meskipun hubungan antara bidan dengan klien
merupakan hubungan timbale balik tapi kepuasan dan rasa aman yang cukup,
sehingga tidak menggunakan klien untuk kepuasan dan keamanannya. Jika bidan
mempunyai konflik dan ketidakpuasan ,maka sebaiknya bidan menyadari dan
mengklarifikasiagar tidak mempengaruhi keberhasilan hubungan bidan dengan
klien. Dengan menyadari system nilai yang dimiliki bidan ( Misalnya
kepercayaan, seksual, dan ikatan keluarga ), bidan akan siap mengidentifikasi
situasi yang bertentangan dengan system nilai yang dimiliki.
b.
Eksplorasi
perasaan
Bidan
perlu terbuka dan sadar terhadap perasaan perasaannya dan mengontrolnya agar
dapat menggunakan dirinya secara terapeutik. Jika bidan terbuka pada
perasaannya , maka ia mendapatkan dua informasi penting yaitu bagaimana
responnya pada klien dan bagaimana penampilannya pada klien. Sewaktu berbicara
dengan klien,bidan harus menyadari responnya dan mengontrol penampilannya.
c.
Kemampuan
menjadi model
Bidan
yang mempunyai masalah pribadi, seperti hubunan interpersonal yang terganggu,
akan mempengaruhi hubungannya dengan klien. Bidan mungkin menolak dan
mengatakan ia dapat memisahkan hubungan professional dengan kehidupan pribadi.
Bidan yang efektif adalah bidan yang dapat memenuhi dan memuaskan kehidupan pribadi
serta tidak didominasi oleh konflik, distress atau pengingkaran dan
memperlihatkan perkembangan serta adaptasi yang sehat. Bidan diharapkan
bertanggung jawab atas perilakunya serta sadar akan kekurangan dan
kelemahannya.
Alasan
pentingnya pemahaman diri adalah karena bidan bekerja berhadapan dengan
berbagai pengalaman dan kondisi biologis, psikologis, dan sosiologis dari
kiennya. Bidan perlu memahami bagaimana menghadapi kecemasan, kemarahan,
kesedihan, dan kegembiraan klien. Bidan harus tahu bagaimana dirinya sendiri
bersikap, apakah mudah cemas atau mudah tersinggung, sehingga bidan tahu
keterbatasan diri sewaktu menghadapi klien.
Setelah
kita mampu memahami permasalahan klien dengan bersikap sebagai konselor yang
baik, maka pada akhirnya kita akan mampu melakukan Asuhan Kebidanan secara
profesional menggunakan ilmu pengetahuan, keterampilan dan sikap yang baik
terhadap klien. Hal ini akan mendukung tercapainya kepuasan klien dan mampu
meningkatkan pencapaian standar pelayanan kesehatan masyarakat secara optimal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar