Indonesia kekurangan 1 juta tenaga guru hingga 2024, begitulah pernyataan yang disampaikan Direktur Pendidikan Profesi dan Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbud Praptono pada Oktober 2020 lalu.
Semua ini akibat dari hadirnya sekolah-sekolah baru, pembukaan kelas baru dan pensiun guru yang tidak diimbangi dengan rekruitmen CPNS. Berdasarkan data Kemendikbud tahun 2020 terdapat 72.976 guru pensiun sehingga jumlah angka kekurangan guru mencapai 1.020.921 orang. Pada tahun 2021 diprediksi angka kekurangan guru akan naik menjadi 1.090.678 orang, karena jumlah guru yang pensiun 77.124 orang.
Kekurangan tenaga guru ini menyebabkan pihak sekolah-sekolah merekrut tenaga guru honorer guna memenuhi kebutuhan tenaga pengajar di sekolah masing-masing. Padahal pemerintah telah melarang perekrutan tenaga guru Non PNS yang dicetuskan pada Peraturan Pemerintah No. 48 tahun 2005.
Guru merupakan penggerak vital dalam membentuk generasi penerus bangsa, terlepas dari tenaga PNS maupun honorer seorang guru dituntut mampu untuk menjalankan perannya secara profesional.
Berbicara mengenai guru, saya memiliki pengalaman unik beberapa tahun lalu. Pada tahun 1998 setelah lulus dari SMA, saya mendapatkan tawaran mengajar di salah satu lembaga pendidikan luar sekolah sebagai bentuk apresiasi karena saya telah menyelesaikan kursus selama 4 tahun di lembaga tersebut dengan nilai memuaskan. Namun saya tidak serta merta langsung mengajar di lembaga tersebut, saya masih harus melewati berbagai tes sebagai syarat formal mengajar di tempat tersebut.
Salah satu tes yang harus saya lewati adalah mengajar di sebuah kelas, dan dinilai langsung oleh kepala lembaga pendidikan tersebut. Wah, terbayang bukan bagaimana gugupnya saya yang hanya berlatar belakang ijazah SMA harus mengajar didepan seorang guru yang profesional. Pada saat itu saya tidak pernah berpikir mengenai bagaimana dan metode mengajar apa yang saya pakai, yang penting saya menyampaikan isi kepala saya karena saya tidak memiliki pengalaman apapun dibidang mengajar.
Hasilnya bisa ditebak bahwa banyak sekali kesalahan yang saya lakukan pada saat itu. Saya pun hanya bertahan 6 bulan di lembaga tersebut, karena harus meneruskan pendidikan ke jenjang selanjutnya.
Dari pengalaman tersebut saya mendapat pelajaran berharga bahwa menjadi seorang guru yang profesional itu tidak mudah. Bukan hanya sekedar ilmu yang harus dimiliki oleh seorang guru, akan tetapi harus memahami berbagai metode dan strategi dalam mengajar.
Pada tahun 2013 saya pun mulai mendapatkan kesempatan kembali mengajar atau lebih spesifik legi membimbing Bidan dan Dokter Umum dalam bentuk Pelatihan Profesional. Disini saya berusaha mengimplementasikan ilmu yang saya dapat selama kuliah di D4 Kebidanan program Bidan Pendidik.
Dan ternyata, menginterpretasikan ilmu dengan skill itu tidaklah mudah, ditambah lagi harus mengkreasikannya dengan metode mengajar yang menarik agar para peserta didik tidak bosan dan materi yang disampaikan pun tepat sasaran.
Berdiskusi dengan guru senior mengenai metode mengajar |
Saya pun memutar otak bagaimana menjadi pengajar yang baik dan profesional, berbagai informasi saya kumpulkan mulai dari membaca buku, internet hingga sharing ilmu dengan para guru yang profesional. Hingga saya menemukan sebuah platform online yang membimbing guru untuk menjadi profesional plus bersertifikat yaitu GuruInovatif. Setelah mendaftar dan berhasil login, banyak sekali kursus yang dapat kita pilih sesuai dengan kebutuhan kita sebagai pengajar.
9 Langkah mengajar efektif dengan trainer Dr. ( Chand ) Zulfikar Alimuddin, B.Eng, MM menjadi mini course online pertama saya di GuruInovatif. Dari modul dan video yang disampaikan mempermudah saya memahami dan sekaligus mengimplementasikan bagaimana cara mengajar yang efektif, karena pada saat ini saya pun kerap diminta oleh teman-teman maupun senior saya untuk menggantikan mereka mengajar di beberapa institusi pendidikan kebidanan.
Satu hal yang sangat menarik bagi saya dalam kursus ini yaitu bagaimana manajemen waktu yang maksimal pada saat memberi materi, karena hal inilah yang menjadi kelemahan saya pada saat mengajar. Kalau sudah berdiri didepan kelas, saya suka lupa dengan batas waktu apalagi jika banyak pertanyaan yang terlontar dari peserta didik.
Nah, dalam kursus ini saya mendapatkan trik bagaimana manajemen waktu yang baik dengan target pembelajaran yang tepat sasaran, dan yang paling penting peserta didik tidak merasa bosan. Jika ilmu yang disampaikan dapat dipahami dan dilaksanakan oleh peserta didik maka hal tersebut menjadi kebahagiaan tersendiri bagi saya, ditambah lagi ilmu kebidanan bukan sekedar teori tapi lebih kepada praktik kebidanan.
4 Alasan kenapa guru harus belajar di GuruInovatif
1. Melatih kemampuan guru
Dari satu kursus saja saya sudah mendapatkan trik khusus dalam mengajar, apalagi jika secara kontinyu mengikuti kursus ini, saya yakin kemampuan mengajar dapat terasah dengan baik. Berbekal modul yang disampaikan, kita pun dapat mengembangkan daya kreatifitas sesuai dengan keinginan dan kemampuan masing-masing.
2. Dibimbing trainer yang berpengalaman
Semua trainer di GuruInovatif adalah trainer yang berpengalaman, terbukti dari video yang ditampilkan oleh para trainer tersebut. Kita akan melihat bagaimana isi dari modul kursus diimplementasikan dalam kelas.
3. Bersertifikasi
Yang sangat penting adalah kursus ini bersertifikat, bukan kursus yang abal-abal. dengan sertfikat ini membuktikan keterampilan mengajar apa saja yang telah kita miliki. Dengan kata lain sertifikat ini juga dapat menjadi bukti profesionalitas kita.
4. Easy learning
Modul dalam kursus dan webminar disajikan dengan sederhana dan mudah dipahami. Dalam videonya kita sebagai guru dapat melihat langsung bagaimana meengimplementasikan ilmu yang didapat.
Di era generasi Z ini semuanya dilakukan dengan serba digital, ditambah lagi pandemi yang menghampiri seluruh penjuru dunia memaksa kita melakukan beberapa protokol kesehatan. Sistem pendidikan pun berubah sesuai dengan kondisi yang ada saat ini. Sistem pendidikan pun diselenggarakan secara daring, mulai dari penggunaan zoom, whatsup, google meet dan beberapa jenis aplikasi lainnya. Nah, tidak semua guru di seluruh pelosok indonesia memahami mengenai beberapa aplikasi ini.
GuruInovatif menjembatani keterbatasan para guru untuk mengupdate keterampilannya dalam menggunakan berbagai teknologi digital melalui Productivity course.
Apa itu Productivity Course ?
Productivity course adalah salah satu jenis kursus yang disediakan oleh GuruInovatif untuk meningkatkan keterampilan guru dalam menggunakan berbagai aplikasi yang selaras dengan perkembangan teknologi sebagai media mengajar.
Bagi tenaga pengajar didaerah pelosok yang belum tersentuh dengan perkembangan teknologi jikalau suatu saat mereka dipindah tugaskan ke daerah perkotaan, maka secara otomatis permasalahan yang mereka hadapi adalah gagap teknologi. Bayangkan bagaimana guru harus mengajar jika tidak tahu dengan metode pembelajarannya yang harus digunakan.
Literasi digital sangat penting dimiliki oleh seorang guru di era millenial ini , oleh sebab itu GuruInovatif menyediakan berbagai pelatihan guru sebagai solusi dalam menyelesaikan permasalahan ini. Di productivity course guru belajar menggunakan berbagai aplikasi seperti zoom, google meet, google form, google classroom hingga excel dengan praktis. Jadi , sebagai tenaga pengajar anda dapat mengajar sesuai dengan perkembangan teknologi. Meskipun daring, tapi tujuan pembelajaran dapat tetap tercapai secara optimal dengan kemudahan secara virtual.
Singkat cerita Platform GuruInovatif ini merupakan platform online learning yang membantu para guru belajar meningkatkan literasi digital dan kemampuan mengajarnya dengan sertifikasi guru di GuruInovatif.id.
Bagi anda tenaga pengajar yang tertarik dan ingin mengetahui lebih jauh mengenai platform ini silahkan kunjungi website GuruInovatif. Anda akan dibimbing untuk lebih kreatif oleh para trainernya yang berpengalaman. Dan biayanya pun relatif lebih aman di kantong, bahkan ada beberapa kursus yang diberikan secara free.
Demikian pembahasan tentang GuruInovatif, semoga bermanfaat ya.
3. https://www.cnnindonesia.com/nasional/20201005180513-20-554645/kemendikbud-sekolah-kekurangan-1-juta-guru-hingga-2024
Tidak ada komentar:
Posting Komentar