Bangsa Indonesia telah berhasil mencapai perkembangan ekonomi sebesar 6% selama 15 tahun terakhir, dengan harapan mampu menjadi negara yang berpenghasilan tinggi ditahun 2030. Presiden Jokowi berharap pembangunan di Indonesia mampu mencapai pertumbuhan ekonomi yang berpusat pada masyarakat agar dapat memberikan standar kehidupan yang layak kepada masyarakat secara merata keseluruh wilayah Indonesia.
Pembangunan diharapkan bukan sekedar meningkatkan perekonomian negara, akan tetapi mampu menjaga kelestarian alam yang dimiliki negara kita. Eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan akan merusak ekosistem alam indonesia yang pada akhirnya dapat menyebabkan bencana alam dimana-mana.
Sudah waktunya kita memikirkan pembangunan ekonomi hijau yang konsisten dan berkelanjutan demi tercapainya negara Indonesia yang makmur dan sejahtera. Program pertumbuhan ekonomi hijau berupaya menciptakan situasi kondusif untuk investasi hijau dan peningkatan modal, yang dilakukan dengan membantu pemerintah membangun kepercayaan investor, menarik modal, dan membuat model usaha hijau yang konsisten dan berkelanjutan agar menghasilkan keuntungan dan menciptakan peluang baru untuk sumber daya yang belum dimanfaatkan.
💦Kulit cokelat sebagai sumber daya listrik
Bicara mengenai peluang baru yang belum dimanfaatkan, mungkin diantara anda ada yang pernah mendengar bahwa di tahun 2014 lalu ada seorang ilmuwan, Dr. Dieni Mansur dari LIPI yang berhasil menemukan manfaat kulit coklat sebagai sumber daya listrik. Melalui jurnal yang bertajuk Conversion of Cacao Pod Husks by Pyrolysis and Catalytic Reaction to Produce Useful Chemicals , beliau berhasil membuktikan bahwa kulit cokelat bisa menghasilkan minyak nabati ,pyrolysis oil.
Indonesia merupakan negara penghasil kakao tertinggi ketiga didunia , sehingga sangat mudah bagi kita menemukan kulit cokelat dibebarapa wilayah indonesia. Dalam penelitiannya Dr. Dieni menggunakan limbah kulit cokelat yang berasal dari Sumatera barat. Kulit cokelat yang sudah dipisahkan dari bijinya dijemur selama 1 minggu. Sebelum melewati proses dalam pirolizer, kulitnya dihaluskan hingga berupa serpihan yang berukuran 0,84 s.d 4 mm. Setelah melewati beberapa proses, akhirnya kulit kakao atau cokelat menjadi minyak pirolisis, akan tetapi minyak pirolisis mempunyai dua masalah utama yaitu sebagai sumber bahan kimia yang berguna: kandungan airnya yang tinggi dan ketidakstabilannya, seperti peningkatan viskositas dan pemisahan fasa. Ketidakstabilan diakibatkan oleh kerusakan mikroemulsi yang distabilkan dan reaksi kimia, yang terus terjadi dalam minyak. Stabilisasi minyak pirolisis dapat dicapai dengan meningkatkan katalis. Reaksi katalitik minyak pirolisis untuk menghasilkan bahan kimia yang berguna dilakukan secara terpisah dengan fase berair dan organik.
Setelah melewati beberapa fase lagi akhirnya minyak pirolisis dapat berguna sebagai biomassa terbarukan dan berlimpah. Biomassa merupakan senyawa organik yang berasal dari tanaman budidaya, alga dan sampah organik. Meskipun teknologi konversi thermal yang menggunakan biomassa terbilang rumit, namun pada akhirnya dapat menciptakan sumber bahan baku listrik.
👉Ternyata jika dibandingkan biaya produksi antara batubara dengan kulit cokelat sebagai bahan baku energi listrik ternyata kulit cokelat 20-30% lebih murah daripada batubara.
Jika dikembangkan lebih lanjut, hasil penelitian Dr. Dieni ini dapat menjadi salah satu solusi menciptakan sumber listrik dari bahan organik yang ramah lingkungan. Apalagi kakao sangat mudah ditemukan dibeberapa wilayah Indonesia. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) pada November 2020, produksi kakao nasional pada tahun 2019 mencapai 774.195 ton. Ada lima provinsi yang menjadi penghasil kakao terbesar di Indonesia pada tahun 2019 yaitu : Sulawesi Tenggara, Sulawesi tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat dan Sumatera Barat.
Bukan tidak mungkin jika di lima daerah ini dikembangkan proyek pemrosesan kulit cokelat menjadi minyak pirolisis dapat meningkatkan produksi sumber daya listrik di provinsi tersebut. Bukan hanya sumber energi yang kita dapatkan, akan tetapi membuka peluang bisnis yang dapat mewujudkan tercapainya pembangunan ekonomian hijau di Indonesia secara optimal.
Apalagi sejak pandemi merebak keseluruh dunia, tanpa terkecuali Indonesia pun terimbas dampaknya. Sektor ekonomi menjadi aspek penting yang menjadi prioritas untuk segera dipulihkan. Pemulihan ekonomi nasional diharapkan bukan hanya memperkuat pondasi ekonomi tapi juga bertransformasi menjadi sustainable development.
Seperti yang dipaparkan oleh Nadia Hadad, Direktur Program Yayasan Madani Berkelanjutan dalam diskusi online 1000 gagasan pembangunan ekonomi tanpa merusak lingkungan pada juli 2020, bahwa diharapkan arah pembangunan tidak lagi bertumpu pada eksploitasi sumber daya alam namun lebih memprioritaskan pemulihan dan perlindungan lingkungan ( Green Recovery ).
Hal itu juga sejalan dengan Peraturan Pemerintah No 14 Tahun 2015 tentang Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional Tahun 2035 dimana Tahap II (2020-2024) tujuannya adalah terwujudnya keunggulan kompetitif dan berwawasan lingkungan, jadi pembangunan ekonomi harus memperhatikan dampaknya pada lingkungan.
Bagaimana dengan kalian, jika kalian termasuk salah satu pihak yang berperan dalam peningkatan perekonomian dengan kata lain pelaku usaha,
👉apakah usaha kalian telah mengacu pada 1000 gagasan pembangunan ekonomi berwawasan lingkungan ?
Jika iya, semoga usaha anda akan terus berkembang sejalan dengan sustainable development. Jika belum, sudah waktunya anda merubah perspektif dan melangkah menuju usaha yang bergagasan pembangunan ekonomi yang berwawasan lingkungan.
Penasaran dengan berbagai gagasan pembangunan ekonomi yang berwawasan lingkungan, silahkan kunjungi website berikut ini.
Sumber Referensi :
- (PDF) Conversion of cacao pod husks by pyrolysis and catalytic reaction to produce useful chemicals (researchgate.net)
- Biomassa - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
- Lima Provinsi Penghasil Kakao Terbesar di Indonesia - Berita Daerah
- Adhi Nugroho | Nodi: Berani Hemat Pakai Cokelat? (nodiharahap.com)
- Potensi Bisnis Ramah Lingkungan pada Sektor Industri Hijau (ojk.go.id)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar